Dipicu dari diskusi kecil dengan
beberapa kawan Komunitas Aleut dan pemenang Mojang Kota Bandung 2012 di gedung Rindam
III Siliwangi Jalan Manado no 3 Kota Bandung. Kami sepakat bahwa
macet dan semrawut adalah dua kata yang mungkin dapat menggambarkan kondisi lalu
lintas Kota Bandung saat ini. Kemacetan sudah menyabar ke beberapa sudut kota,
puncaknya terutama terjadi pada akhir pekan.
Secara umum kemacetan lalu lintas disebabkan oleh beberapa
hal, salah satunya adalah tingkat kepatuhan hukum pengguna kendaraan bermotor
yang masih minim. Coba saja perhatikan pagi hari pada saat jam pergi kerja atau
bersekolah di Jalan Raya Suci, pengendara motor merengsek kesegala arah, bahkan marka
jalan sebagai pembatas antara ruas jalan kiri dan kanan jalan seperti tidak
berlaku lagi, pengendara tanpa sungkan dan riskan melawan arus menerobos lajur
kanan jalan sehingga menimbulkan kemacetan.
Sepintas pengendara kendaraan bermotor ketika lampu menyala
merah langsung merengsek kebeberapa arah, kendaraan bermotor yang ramping
bermanuver ke daerah yang sempit memenuhi ruang-ruang pejalan kaki seperti
trotoar dan zebra cross. Keberadaan zebra cross yang nota bene jalur
kekuasaan hak pejalan kaki menyebrang tersita puluhan motor yang mengantri
seperti serangga.
Etika berkendara sudah terabaikan, banyak pengendara
kendaraan bermotor belum sadar dan dengan seenaknya membuang sampah sembarangan
kejalan. Coba saja anda tegur jika jawabanya tidak disepelekan, tanggapanya
bisa jadi ketus. Dari hal kecil itu saja kita bisa melihat barangkali dari mereka
tidak mengetahui UU No 22. Tahun 2009 tentang Peraturan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya.
Transportasi Publik
Masalah lainnya yang menjadi penyebab semrawutnya lalu
lintas di Kota Bandung adalah rendahnya keberadaan dan pelayanan transportasi
publik. Masyarakat kota sudah tidak bisa lagi mengandalkan kendaraan yang hanya
muat berisi satu, dua atau empat orang. Saatnya menggunakan transportasi
massal.
Permasalahannya kendaraan massal di Kota Bandung, biaya dan
keamaananya belum terjamin benar. Dibutuhkan peran pemerintah menciptakan pelayanan
terpadu bagi kesejahteraan masyarakat kota. Maka tak heran jika masyarakat
cenderung lebih memilih membeli kendaraan pribadi seperti mobil dan motor sebagai
moda kendaraan transportasi sehari-hari.
Sedikit menghayal, jika saja di Bandung hadir transportasi
tersambung, mulai dari kereta api, bus, monorel dan angkot, semua dibuat dengan
sistem tiket satu atap. Penumpang hanya akan membayar satu kali tarif meskipun
turun berkali-kali dan mengunakan beberapa jenis angkutan umum. Selain itu
untuk menjamin kesajahteraan karyawan, pengaturan tarif diatur oleh satu
lembaga yang khas sekali Indonesia-nya seperti koperasi. Semangat gotong royong
merupakan representasi koperasi.
Sebab=Akibat
Beberapa sebab yang berbeda-beda akan menyebabkan akibat
yang sama. Kesemrawutan lalu lintas Kota Bandung merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat kota yang tinggal di suatu wilayah
yang sama. Ada baiknya pengguna kendaraan pribadi mulai memiliki keinginan
mempergunakan angkutan publik dengan syarat pemerintah menjamin tarif dan
kenyamanan transportasi.
Yakinlah solusi mengatasi kesemrawutan transportasi di kota
Bandung bukanlah suatu mimpi yang mustahil dilaksanakan. Permasalahanya banyak
solusi pembenahan kesemrawutan tidak dijalankan sungguh-sungguh, contohnya
Trans Metro Bandung (TMB) belum bisa mengurai kemacetan karena manajemen TMB yang
kelewat buruk, terlihat dari kondisi halte yang kumuh dan pelayanan karyawan
TMB yang kurang ramah.
Ada sebab ada akibat, masyarakat Kota Bandung tidak bisa
terus menerus mengalami kondisi ini, diluar kebijakan pemerintah yang selama
ini sedang berjalan, terlepas apakah sungguh-sungguh atau tidak. Saatnya penduduk
kota memberikan contoh kepada pejabat–pejabat pemerintah yang gemar berwacana,
mari tertib berkendara, menggunakan akses trotoar untuk berjalan kaki sesering
mungkin, menggunakan sepeda jika tidak bepergian jauh, membuang sampah selalu pada
tempatnya, dan mengawasi selalu kebijakan pemerintah.
Kata kunci mengatasi permasalah semrawutnya Kota Bandung adalah
kesadaran akan rasa memiliki tempat tinggal Kota Bandung itu sendiri.