Image and video hosting by TinyPic

Thursday, September 12, 2013

Semrawutnya Kota Bandung Salah Siapa?



Dipicu dari diskusi kecil dengan beberapa kawan Komunitas Aleut dan pemenang Mojang Kota Bandung 2012 di gedung Rindam III Siliwangi Jalan Manado no 3 Kota Bandung. Kami sepakat bahwa macet dan semrawut adalah dua kata yang mungkin dapat menggambarkan kondisi lalu lintas Kota Bandung saat ini. Kemacetan sudah menyabar ke beberapa sudut kota, puncaknya terutama terjadi pada akhir pekan. 

Secara umum kemacetan lalu lintas disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah tingkat kepatuhan hukum pengguna kendaraan bermotor yang masih minim. Coba saja perhatikan pagi hari pada saat jam pergi kerja atau bersekolah di Jalan Raya Suci, pengendara motor merengsek kesegala arah, bahkan marka jalan sebagai pembatas antara ruas jalan kiri dan kanan jalan seperti tidak berlaku lagi, pengendara tanpa sungkan dan riskan melawan arus menerobos lajur kanan jalan sehingga menimbulkan kemacetan. 

Sepintas pengendara kendaraan bermotor ketika lampu menyala merah langsung merengsek kebeberapa arah, kendaraan bermotor yang ramping bermanuver ke daerah yang sempit memenuhi ruang-ruang pejalan kaki seperti trotoar dan zebra cross. Keberadaan zebra cross yang nota bene jalur kekuasaan hak pejalan kaki menyebrang tersita puluhan motor yang mengantri seperti serangga.

Etika berkendara sudah terabaikan, banyak pengendara kendaraan bermotor belum sadar dan dengan seenaknya membuang sampah sembarangan kejalan. Coba saja anda tegur jika jawabanya tidak disepelekan, tanggapanya bisa jadi ketus. Dari hal kecil itu saja kita bisa melihat barangkali dari mereka tidak mengetahui UU No 22. Tahun 2009 tentang Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. 

Transportasi Publik

Masalah lainnya yang menjadi penyebab semrawutnya lalu lintas di Kota Bandung adalah rendahnya keberadaan dan pelayanan transportasi publik. Masyarakat kota sudah tidak bisa lagi mengandalkan kendaraan yang hanya muat berisi satu, dua atau empat orang. Saatnya menggunakan transportasi massal. 

Permasalahannya kendaraan massal di Kota Bandung, biaya dan keamaananya belum terjamin benar. Dibutuhkan peran pemerintah menciptakan pelayanan terpadu bagi kesejahteraan masyarakat kota. Maka tak heran jika masyarakat cenderung lebih memilih membeli kendaraan pribadi seperti mobil dan motor sebagai moda kendaraan transportasi sehari-hari.

Sedikit menghayal, jika saja di Bandung hadir transportasi tersambung, mulai dari kereta api, bus, monorel dan angkot, semua dibuat dengan sistem tiket satu atap. Penumpang hanya akan membayar satu kali tarif meskipun turun berkali-kali dan mengunakan beberapa jenis angkutan umum. Selain itu untuk menjamin kesajahteraan karyawan, pengaturan tarif diatur oleh satu lembaga yang khas sekali Indonesia-nya seperti koperasi. Semangat gotong royong merupakan representasi koperasi. 

Sebab=Akibat

Beberapa sebab yang berbeda-beda akan menyebabkan akibat yang sama. Kesemrawutan lalu lintas Kota Bandung merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat kota yang tinggal di suatu wilayah yang sama. Ada baiknya pengguna kendaraan pribadi mulai memiliki keinginan mempergunakan angkutan publik dengan syarat pemerintah menjamin tarif dan kenyamanan transportasi.

Yakinlah solusi mengatasi kesemrawutan transportasi di kota Bandung bukanlah suatu mimpi yang mustahil dilaksanakan. Permasalahanya banyak solusi pembenahan kesemrawutan tidak dijalankan sungguh-sungguh, contohnya Trans Metro Bandung (TMB) belum bisa mengurai kemacetan karena manajemen TMB yang kelewat buruk, terlihat dari kondisi halte yang kumuh dan pelayanan karyawan TMB yang kurang ramah.

Ada sebab ada akibat, masyarakat Kota Bandung tidak bisa terus menerus mengalami kondisi ini, diluar kebijakan pemerintah yang selama ini sedang berjalan, terlepas apakah sungguh-sungguh atau tidak. Saatnya penduduk kota memberikan contoh kepada pejabat–pejabat pemerintah yang gemar berwacana, mari tertib berkendara, menggunakan akses trotoar untuk berjalan kaki sesering mungkin, menggunakan sepeda jika tidak bepergian jauh, membuang sampah selalu pada tempatnya, dan mengawasi selalu kebijakan pemerintah. 

Kata kunci mengatasi permasalah semrawutnya Kota Bandung adalah kesadaran akan rasa memiliki tempat tinggal Kota Bandung itu sendiri.

1 comment:

  1. Setuju dengan solusi akhirnya mah. Bahwa harus ada kesadaran kuat dari penduduk kota Bdg untuk tidak hanya ngilu sare di dieu teh tapi ikut bergerak menjaga dan memperbaiki kota Bdg tapi kita sebagai warga Bdg juga kan bayar pajak. Pajaknya buat bayar para pegawai gedung sate dan balai kota yg memang kerjaannya ngurus kota Bdg lamun urang sih percaya kinerja pegawai pemerintah itu gimana kepalanya. Bdg punya harapan untuk itu semoga walikota yg sekarang bisa tegas dan tetap berinovasi untuk ngabebenah Bdg. Real na mah, orang Bdg ayeuna bisa ngalakukeun naon untuk kotanya? Selain bayar pajak? Pakai sepedah ke sekolah atau kantor. Liburan teh tong ka mall, piknik lah di taman cibeunying, hiking lah ke gunung puntang atau tangkuban parahu. Kita sebagai anak muda juga harus konsisten bergerak dan ngajak lebih banyak orang untuk sadar yen Bdg teh kudu ku urang jaga dan pelihara baik-baik. Sekian

    ReplyDelete