Sutradara: Nia Di Nata
Pemain: Ferry Salim, Lola Amaria, Niniek L. Karim, Irgi A. Fahrenzi, Alex Komang, Robby Tumewu, Tutie Kirana, Henky Solaiman, Alvin Adam, Maria Oentoe.
Tahun Rilis: 2002
Judul Internasional: “The Courtesan”
Pemain: Ferry Salim, Lola Amaria, Niniek L. Karim, Irgi A. Fahrenzi, Alex Komang, Robby Tumewu, Tutie Kirana, Henky Solaiman, Alvin Adam, Maria Oentoe.
Tahun Rilis: 2002
Judul Internasional: “The Courtesan”
Diadaptasi dari novel berjudul Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa) karya Remy Sylado, Ca-Bau-Kan menjadi film yang pertama mengangkat
tema budaya dan bahasa Tionghoa di Indonesia pada zaman kolonial Belanda.
Film debutan Nia Di Nata sebagai sutradara, produser dan
merangkap penulis skenarionya ini merupakan film pertamanya yang mengangkat tema kaum minoritas di Indonesia. Pada film ini Nia Di Nata seakan
ingin menunjukan pesan kepada penonton bahwa kaum minoritas Tionghoa tidak bisa
dianggap tidak ada, Nia seperti percaya bahwa masing-masing keunikan di dunia
ini dapat memperkaya dinamika masyarakat secara umum.
Patutlah dihargai keberanian Nia Di Nata pada debut filmnya
ini menyuguhkan tema yang jarang diangkat pada umunya. Kebranian membuat film
keluar jalur mainstream menjadikan
film ini pelepas dahaga yang beda bagi penikmat film-film Indonesia.
Salah satu yang menarik untuk diamati pada film ini adalah
bagaimana unsur sejarah melekat kuat
pada setiap adegan. Bagaimanapun membuat
film bertema sejarah merupakan suatu yang sulit, bukan hanya dari segi cerita,
pemilihan detail pakaian, setting
tempat, dialek tokoh, set artistik dan hal-hal kecil lainya perlu sebaik
mungkin tersesuaikan dengan kekuataan cerita yang ada. Maka wajar saja total
dana yang digunakan untuk membuat film ini mencapai lima miliyar.
Secara garis besar setting
cerita film mencakup tiga zaman sejarah perkembangan Indonesia, pada zaman kolonial
Belanda tahun 1930-an, pendudukan Jepang pada 1940-an, hingga pasca kemerdekaan tahun
1960. Bercerita tentang seorang wanita Indonesia
Giok Lan (Niniek L. Karim) yang mencari kembali latar belakang hidupnya. Pada
usia senjanya ia lalu memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk mencari asal
usulnya. Film ini kemudian beralih ke masa lalu mengupas kisah seorang Ca Bau
Kan (perempuan simpanan) bernama Tinung (Lola Amaria) yang memiliki beragam kisah
memilukan.
Sebagian besar cerita film ini menceritakan kisah cinta
antara seorang pribumi dan seorang Tionghoa asal Semarang bernama Tan Peng Liang
(Ferry Salim). Selanjutnya kisah cinta pada film ini diwarnai dengan persaingan
perdagangan tembakau dan juga bagaimana terlibatnya seorang etnis Tionghoa memperjuangan
kemerdekaan Indonesia.
Butuh beberapa saat agar mata dan logika menjadi terbiasa dengan
cerita visual yang disuguhkan, terutama pada tokoh-tokohnya yang awalnya sulit
untuk teridentifikasi jelas. Adegan beberapa pemain memang terlihat cukup natural,
terutama Ferry Salim yang berperan menjadi Tan Peng Liang pria Tionghoa yang flamboyan. Di sisi lain ada
beberapa yang sangat disayangkan pada film ini, posisi tokoh Tinung (Lola Amaria) sebagai
seorang Ca-Bau-Kan terhempaskan ditelan
alur cerita. Padahal Tinung merupakan salah satu tokoh utama
dalam film ini. Sangat disayangkan puncak penderitaan Tinung kurang terasa menyengat
pada film ini, Tinung akhirnya menjadi jugun ianfu di masa Jepang dan kemudian
di tahun 1960 kehilangan suami yang terlihat getir tapi kurang mengena.
Terlepas dari kekurangan yang ada, film ini enak untuk
ditonton bersama-sama atau sendirian. Bagaimanapun film selalu membawa unsur budaya,
dari film ini kita bisa banyak belajar bagaimana etnis Tionghoa di Indonesia
bergitu beragam karena alkulturasi dengan budaya setempat. Selain itu kita juga bisa melihat kenyataan yang
ada bahwasanya sejarah mengungkapkan bahwa Tionghoa di Indonesia dahulu-pun ternyata
ikut juga berperan membantu kemerdekaan bangsa ini. Indonesia adalah cita-cita
luhur dari keberagaman yang ada. Film ini sedikit banyak menggambarkan hal tersebut.
Sumber Foto:
Tantri06.Dimuat di http://thoughtsofstupidbookworm.files.wordpress.com/2013/01/cabaukan-all.jpg.Diakses 5 Januari 2013.