Give Me Coffee and Book

If you don't know history, then you don't know anything. You are a leaf that doesn't know it is part of a tree.

Kota Bandung dan Keunikannya

Menjelajahi setiap sudut Kota Bandung.

You Are The Music

Suka-suka ngomongin musik yang disuka.

Perbedaan adalah warna

Mencoba melihat yang ada menjadi lebih berwarna.

Kisah Para Pemburu Harta Karun

Berburu harta, bermain dan belajar bersama.

Image and video hosting by TinyPic

Friday, June 21, 2013

Manisnya Indiepop

Foto diambil dari sini
Indiepop adalah manis,  nama boleh manis tapi tujuan genre satu ini adalah melawan budaya mainstream dan kapitalisme dengan caranya tersendiri, yaitu memfokuskan nuansa musik pada aspek kenaifan kekanak-kanakan dengan lirik dan melodi manis dan sederhana. Jika dirunut sub-genre yang berkembang di Inggris pada pertengahan 80-han ini merupakan perkembangan dari post-punk yang memang turunan langsung dari punk.

Oleh karena itu, secara tidak langsung Indiepop merupakan Sweet Daughter of Punk. Kesamaan musik punk dan indiepop dapat dilihat dari semangat dan budayanya, bukan progresi dan coraknya yang tentunya berbeda jauh. Budaya atau ideologi yang diambil merupakan semangat Do It Yourself (DIY), Fanzine  hingga sikap persamaan gender (egaliterian). Namun pada perkembanganya banyak juga band-band indiepop menolak citra punk, mereka hanya mengambil filosofi DIY mereka dan menulis lirik tentang cinta manis bukan pada isu-isu politik yang berat. 

Musik Indiepop jika di analogikan mengesankan gaya seorang pemuda atau pemudi yang terlihat lugu manis, sendirian dan terasingi disudut pintu rumah.  Entah karena jatuh cinta yang sulit tersampaikan ataupun seorang kutu buku yang malu-malu.  Ciri yang jelas dari setiap musik indiepop adalah permainan petikan-petikan gitar clean nan bergemerincing jangly, tabuhan drum yang sederhana, nuansa yang manis, suara vokalis seperti ke anak-anakan (terdengar seperti malas-malasan) dan lirik-lirik manis yang gila gombal ataupun berbau politik.

The Smiths yang menyedihkan dan Morrisey sang vokalis adalah kultus bintang yang paling penting pada awal dekade indiepop. Kemampuan Morrissey menulis lirik-lirik puitis ala Oscar Wilde dengan bahasan yang kontroversial dan ditambah permainan Johnny Maar yang ciamik, membuat The Smiths menjadi band yang cukup di sorot pada dekade pertengahan tahun 80-an hingga pada perkembanganya saat ini. Mari kita kenalan dengan indiepop  dengarkan The Smiths di sini...

Thursday, June 20, 2013

Dalam Mobil

Rasanya mirip cerita film 3 hari untuk selamanya. Selasa  malam, waktu di isi obrolan di dalam mobil bersama teman saya Ali. Dalam  misi  mengantarkan mesin Vespa super ke Banjaran, sepanjang perjalanan kami dipenuhi dialog horizontal membicarakan beragam kegelisahan menatap masa depan, keterhadiran pemerintah di negeri  ini dan masalah keluarga yang menerpa.

Untuk menempuh perjalanan Bandung – Banjaran yang berjarak  kira-kira 12 kilometer dibutuhkan waktu  tempuh 2 jam, cukup lama karena kemacetan mengulat di sekitar Pasar Kordon Ciwastra sampai ujung Jalan Bojongsoang. Kemacetan diakibatkan penyempitan jalan yang terjadi di awal jalan masuk Bojongsoang, selain itu traffic kendaraan terpantau padat disebabkan keberangkatan kami berbarengan dengan waktu  jam pulang kantor.

Melihat lalu lintas yang serba tidak teratur tersadarlah pikiran ini, pemerintah nampaknya tidak memiliki penataan jelas berapa mobil angkutan umum yang boleh hadir dijalan. Lagian polisi tidak hadir dijalan yang entah ada dimana, yang  mungkin merakapun sama lelah segera cepat pulang rebahan karena semua serba tidak teratur  walaupun mereka berusaha untuk mengatur.

Spontan terpikirkan olah saya, aturan hanyalah sebuah macan kertas! jalanan di sepanjang Bandung Selatan ini seperti lintasan balapan difilm death race. Penduduk berjalan ditempatkan bersama  dengan kendaraan bermotor lainya, trotoar sangat minim sekali, jikapun ada berhati-hatilah  trotoarnya rapuh  dan ada yang berlubang bisa masuk got! Pemerintah dimana? Yang saya tahu permerintah baru akan hadir saat menarik pajak dengan slogan cinta tanah air.

Mumet melihat segala kondisi yang sangat berantakan,  saya gelisah melihat masa depan  bangsa ini dan  masa depan kami sebagai orang  muda generasi penerus bangsa. lelah sekali berpikir untuk  menciptakan suasana yang lebih baik kedepanya. Coba saja ingatkan temanmu jangan membuang sampah atau puntung rokok sembarangan, dalam kurang waktu berapa jam kedepan, sampah akan di buang kembali ketempat sembarangan. Bukan begitu?

Wednesday, June 19, 2013

Kotak Inspirasi


Inspirasi sulit muncul bila dibutuhkan segera, tetapi terkadang inspirasi muncul tidak diundang, semua begitu spontan keluar. Sebenarnya agar Inspirasi/ide brilian yang telah lupa mudah diingat kembali, tinggal catat saja inspirasinya, siapkan saja kertas dan alat tulis kemanampun pergi, selanjutnya simpan dengan baik catatanya. Tapi dasar memang saya selalu jorok menyimpan segala hasil catatan ataupun barang kreatif yang menarik, jadilah banyak menyesalnya.

Tersegeralah mata memandang kardus bekas dan kertas bekas yang terongok di sudut pintu kamar, saya bentuk kardus itu jadi kotak ide, rencananya setiap ide yang didapat disimpan disitu, setiap ingin mencari lagi ilham yang terlupa tinggal ubek lagi aja itu kotak. Beberapa ilham dari barang kreatif  yang tersisa sudah diselamatkan ke dalam kardus,  terimakasih kardus. 

Tuesday, June 18, 2013

Warung Kopi, Vespa dan Wanita

Kumpulkan beberapa pria muda di warung kopi, niscaya topik obrolan akan mengguncang dunia. Seperti biasa warung kopi selalu enak untuk ditongkrongi, banyak faktor penyebabnya yang salah satunya karena modal nongkrong di warung itu murah dibanding kafe atau wahana semacamnya. Cukup bermodalkan Rp.2000,- seseorang bisa memesan rasa kopi yang diinginkan, mengasyikan! 

Senin malam, cuaca tidak seperti biasanya ramah menyapa. Suasana mendukung beberapa teman untuk berkumpul yang kami tidak rencanakan sebelumnya. Penulis buku-buku psikologi populer bersabda telah terjalin hubungan chamistry diantara kami sehingga bisa bertemu pada waktu nongkrong yang sama, saya percayai kebenaranya karena kita sobat dekat.

Seperti biasa semua diawali dengan beberapa tawa hiburan opra bully-an, karena disana ada Deden simanusia bisnis dengan baju bermotif macan tutulnya, handphone Mito super canggihnya yang katanya sedang sibuk membantu bos pemilik Metro Indah Mall (MIM) mengontrol kinerja lapangan karyawanya. Saya tidak tahu apa yang ada di pikiranya, dari dulu kawan saya yang satu ini punya dunia imajinasinya sendiri. Kalau ketemu lagi, saya mau suruh dia mendengarkan album Pink Floyd - Animals, biar lebih menjadi hahaha..

Bahasan pertama topik obrolan kami menyoal otomotif, Komplek Margahayu district RW 28 ini sedang kerajingan motor Vespa, ditahun ini saja ada empat teman yang memiliki motor Vespa rasa baru dengan beragam motif dan warna. 

Jika saja Pak Zaenal tetangga rumah saya dan Pak Hamasrudi Ayahnya si Dika mau ikut bersepakat berkumpul nongkrong di warung Bu Yayan rutin, sudah menjadi geng Vespa sukses kita. Bengkel Vespa sudah ada di rumah Pak Dedi dengan montirnya Didit, bagian oprasional transport touring sudah ada Pak Qodir dengan mobil bak terbuka hitam barunya. Lihat bagaimana potensi majunya geng Vespa Margahayu ini dikemudian hari.

Waktu sudah mendekati tengah malam, bahasan meluncur kearah prostitusi yang tersebar di Kota Bandung tercinta ini. Kita berbagi pengalaman cerita Saritem, Jalan Alkateri, panti pijat plus-plus, Pandora, Geng Konelo Cianjur, bengkel Jalan Ketapang, tempat berendam air panas Cimanggu dan tempat lainnya yang panjang jika ditulisakan disini satu-satu.

Teman-teman saya ini kaya akan literatur menyoal bahasan ini, bukan sekedar tahu tapi pernah mencoba satu-satu tempatnya dan saya percaya mereka, dari SMU sampai sekarang kuliah asik bener teman saya ini, mereka adalah “the real bad guys”. Tidak di duga-duga, Salah satu teman saya bertanya kapan jajan lagi? saya sudah kenyang pengalaman waktu di SMU dan tidak berhasrat jajan sembarangan lagi.

Dari perbincangan tersebut seketika saya baru sadar kembali ternyata kawasan saritem sepertinya dibuat khusus untuk tempat prostitusi Bandung (legal), tidak seperti digembar-gemborkan Wali Kota Dada Rosada bahwa Bandung adalah kota religius, nyatanya jasa saritem berkamar-kamar masih ada, cuman terkesan ditutup-tutupi dengan pakaian pesantren dan kantor polisi. Akar masalah kemiskinan belum terselesaikan, lingkaran setan belum putus. Masalah kompleks tersebut tugas walikota terpilih selanjutnya.

Sebenarnya banyak bahasan yang dibahas malam kemarin seperti pilwalkot, hukum dan HAM. Apapun itu saya selalu nyaman berbincang di warung kopi dengan gaya ngalor-ngidul mereka. Lagian yang membuat asik disini karena lawan bicara saya sangat bebas berbicara dan menerima perbedaan (tidak ngotot), mereka tidak asal jeplak berbicara, mereka berbicara dari pengalaman nyata. Mari kita bertemu kembali membahas hal yang lebih nendang lagi ah. Cheers!
 

Monday, June 17, 2013

Pegunungan Bandung Menyala


Dataran tinggi Bandung orang menyebutnya, sebuah kota yang dikenal karena udaranya yang sejuk dengan pemandangan jajaran pegunungan yang memanjakan dua mata. Bangunlah pagi sekali jika anda tidak percaya, temukan keindahan pegunungan yang mengelilingi kawasan Cekungan Bandung, lalu duduklah diatas balkon atau loteng rumahmu sambil tersenyum. Amatilah, Kota Bandung di kelilingi gunung menyala.

Sunday, June 16, 2013

Mereka Menangis Menjadi Sampah



Tengoklah meja di sekililing food court yang sedang anda kunjungi, lalu perhatikanlah dan lakukan observasi kecil. Di sepanjang meja panjang tempat menaruh sajian makanan dan minuman yang akan kita pesan, terkadang kita akan menemukan makanan yang masih bersisa seperti  nasi yang masih menggunung, keju, atau lauk-pauk yang teronggok dengan beragam sayuran pencuci mulut. 

Pemenuhan atas nafsu lapar di perut menjadi biang keladi ritual mengkonsumsi makanan secara bebas, hal ini dipicu oleh indra penglihatan dan penciuman. Para petani dan tukang masak mungkin akan tersenyum senang jika sayur mayur yang ditanam pada cuaca anomali akhir-akhir ini dibeli dan dimakan habis. Lain cerita jika terbuang, orang tua dulu bilang mereka akan menangis karena menjadi sampah.

Tolong ingatkan kepada kawanmu di sebelah, kebanyakan dari kita terkadang lupa akan keterkaitan sumber daya alam dengan segala barang konsumsi yang ada. Atau mungkin terlena merasa segala rempah, sayuran, dan lauk pauk begitu melimpah di Indonesia jumlahnya? Ingatlah sekarang cuaca dan musim sulit diprediksi, realitasnya lingkungan dan ekosistem di balik barang konsumsi tidak berdiri sendiri.

Ketika kita membuang bahan makanan menjadi sampah, secara tidak langsung artinya kita ikut andil dalam menyia-nyiakan sumber daya alam, juga bisa diartikan sebagai menyia-nyiakan kerja manusia yang ikut berperan dalam bagian rantai produksi, serta berperan dalam ketidakadilan pada mahluk lain yang tidak berkesempatan mendapatkan bahan makanan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), setiap tahun 1,3 miliar ton makanan terbuang sia-sia. Disisi lain, setiap hari satu dari tujuh orang di dunia tidur dengan perut lapar, dan lebih dari 20.000 orang anak-anak balita mati akan kelaparan. Fakta lain menyebut, produksi makanan secara global menguasai 25 persen lahan yang bisa didiami manusia, membutuhkan 70 persen air bersih, 80 persen deforestasi, dan 30 persen penyebab Gas Rumah Kaca (Memahami manusia sebagai suaka. Kompas, 5 Juni 2013, hal 15) 

Data di atas memberikan sebuah indikasi bahwa proses produksi bahan konsumsi juga ikut mendorong perubahan fungsi lahan dan keanekaragaman hayati global. Karena masalah utama manusia secara ekonomi adalah pemenuhan kebutuhan yang tidak seimbang dengan jumlah bahan yang ada, dan akhirnya menyebabkan terjadinya kelangkaan. Semua akan menjadi terbatas/langka jika sumber daya alam tidak dirawat dengan baik sehingga ujung-ujungnya kenaikan harga pada bahan-bahan konsumesi.

Pada akhirnya pertanyaan akan muncul, masihkah kita bertahan dengan gaya hidup menyia-nyiakan bahan makanan yang akan kita konsumsi? renungkan dan tanyakan pada diri anda sendiri, perubahan dimulai dari kesadaran kecil anda.

Saturday, June 15, 2013

Mencoba Sesuatu Yang Baru

Apa jadinya kalau hari-hari diisi dengan kegiataan yang sama? Hasilnya pasti akan membosankan. Sebenarnya banyak kegiataan yang bisa dilakukan meskipun waktu terkadang tidak memihak untuk melakukanya, kegiataan kecil yang tidak memakan waktu banyak tapi sarat akan makna. Pagi hari dengan mata masih belekan saya coba iseng foto-foto suasana kamar apa adanya, melalui lensa kamera waktu bisa direkam dan mungkin saja foto hasil jeprat-jepret iseng pagi ini akan menjadi kenangan berarti dikemudian hari.






Friday, June 14, 2013

Untuk Apa Bersekolah?

Apa yang terbesit dipikiran anda jika saya mengatakan bahwa sekolah pada nyatanya adalah suatu upaya yang dipandang sebagai aktifitas untuk mengisi waktu luang? Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhammad Nuh mungkin tidak akan setuju dengan pendapat saya tersebut, nyatanya jika melihat track record sistem pendidikan di Indonesia saat ini, sekolah diciptakan hanya sebagai  suatu lembaga yang bertugas menghasilkan menusia-manusia dengan stempel terdidik dan lulus seleksi uji mutu yang telah dibuat.

Amatilah, apa bedanya sekolah dengan industri ikan kalengan yang lolos produknya lewat seleksi mutu pengujian yang terstandarisasi? lembaga pendidikan seperti sekolah sekarang telah menjadi industri transfer ilmu, bukan lembaga pendidikan manusia yang mengemban misi menciptakan manusia berkarakter dan piawai menyelesaikan masalah dengan acuan dasar ilmu pengetahuan. 

Salah satu permasalahan generasi muda kita saat ini yakni tidak kreatif, bisa jadi dari dahulu disuapin melulu penyebabnya. Lihat saja bagaimana guru mengajarkan muridnya di sekolah, Ibu dan pak guru memberi materi dari buku yang dibaca, lalu menulis semuanya di papan tulis, tidak lama kemudian bimsalabim murid-murid menyalin tulisan guru tersebut dengan sama persis. Masih mengalami hal tersebut? 

Tengok banyak sekolah berseliweran dengan kriteria bermacam-macam yang disesuaikan harga, lalu lembaga bimbingan belajar ikut pula menjamur mengisi kekurangan materi pembelajaran yang tidak diajarkan di sekolah. Orang tua kiranya berlomba-lomba ingin membuat anaknya menjadi super pintar, namun untuk apa juga mencipta manusia super pintar jika kemampuan menalarnya tak diasah? Pintar tapi tidak berkarakter dan berintergritas hanya akan menciptakan robot.

Sinyalemen rendahnya kemampuan menalar masyarakat dapat dirasakan dari bagaimana sikap masyarakat pada saat ini yang umunya lebih memperhatikan kenyamanya sendiri dibanding kepentingan masyarakat umum, seperti sikap buang sampah sembarangan, menyebrang bukan pada tempatnya ataupun berjualan di trotoar. 

Di sekolah pendidikan bernalar terus di dengungkan, namun hasilnya kurang terasa. Menurut saya pembudayaan menalar di negeri ini gagal diterapkan, pendidikan menalar kalah populer dibanding pendidikan sains atau ilmu lainya. Padahal kemampuan bernalar adalah hal penting, seperti pabrik pencipta manusia berkepribadian unggul. 

Muatan pembelajaran lebih baik selalu disusupi pendidikan bernalarnya melalui kegiataan diskusi-diskusi dengan tujuan memancing kesadaran dan pendapat original individu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, jadi sebaiknya tinggalkan pengajaran “disuapi”.

Sekolah adalah mengisi waktu luang menurut saya, sekolah bukan lembaga transfer ilmu dan bukan pula sebuah industri perternak penghasil karyawan. Mengisi waktu luang berarti mengisi waktu dengan sesuatu yang bermanfaat, tapi jika kita paksakan waktu luang sesorang untuk melakukan sesuatu yang belum tentu diterima individu tersebut (dijejeli paksa) pastilah tidak akan menghasilkan apa-apa, alhasil terjadi transfer ilmu saja tidak membangunkan. 

Terakhir, sepantasnya menjadi renungan bahwa nilai rapot atau Indeks penilaiaan kumulatif tidak selalu dijadikan acuan, tapi aculah seberapa cepat dan tepat individu tersebut dalam menyelesaikan masalah. Bukankah tujuan pendidikan adalah untuk menyelesaian setiap problematika masalah yang ada? Bukan untuk mendapatkan nilai yang besar dari pintar menjawab soal? Jadi untuk apa bersekolah?