Nederlanders waarom terug naar Europa? Blifft in indie! Zig die reeds zijn ver trokken, kom terug en vestigt U in Bandoeng.Nederlander, mengapa pulang ke Eropa? Tetaplah tinggal di Hindia! Yang sudah pulang, kembalilah dan tinggal di Bandung.(Wolzogen Keuhr, Mooi Bandung 1933)
Wali Kota
Bandung Wolzogen Keuhr pada edisi perdana majalah Mooi Bandung berani
mempromosikan Bandung karena kota ini begitu indah dan menawan hati. Pernyataan
Wali Kota Bandung kala itu tentu saja dapat dipertanggung jawabkan
kebenaranaya, buktinya sebelum tahun 1933 Bandung telah memiliki banyak julukan
seperti Parijs Van Java (Paris di Jawa),
Garden of Allah (Taman Tuhan) dan Bleomen Stad (Kota Kembang).
Keadaan kota
Bandung yang baik dan nyaman tentu saja tidak lepas dari tokoh-tokoh yang
membangun Kota Bandung pada masa lalu. Keteraturan, kenyamanan, dan kerapihan
kota merupakan suatu tuntunan yang wajib diimplementasikan sebagai tanggung
jawab pucuk pimpinan kota. Selain itu warga kotapun mempunyai kewajiban yang
sama dalam arti ikut berpartisipasi menjaga keindahan kota, melalui kerjasama
yang apik inilah pemerintah dan masyarakat kota dapat menghadirkan keadaan Kota
Bandung yang nyaman.
Pieter Sijthoff |
Kisah
kebangkitan Kota Bandung dahulu salah satunya diawali oleh peran pemimpin kota
yang cakap dan memiliki kepekaan terhadap kebutuhan warga kota. Keberhasilan
program yang dijalankan oleh Vereeniging
tot nut van Bandoeng en Omstaken (Perkumpulan Kesejahteraan Masyarakat
Bandung dan Sekitarnya) yang dipimpin ketuanya yaitu Asisten Residen Priangan Pieter
Sijthoff merupakan salah satu kunci suksesnya pembangunan Kota Bandung tempo
dulu.
Pada
perjalananya Perkumpulan Kesejahteraan Masyarakat Bandung dan Sekitarnya ikut
serta dalam membangun, melengkapi, dan membenahi bangunan fisik kota, serta
meningkatkan kesejahteraan warga kota dengan begitu nyata. Melalui beragam
program diantaranya: meningkatkan mutu jalan kota, meningkatkan kondisi
bangunan ditepi jalan raya menjadi permanen berikut pemberlakukan garis sampedan,
membangun beberapa sekolah dan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan warga kota, Membantu para pedagang membangun tempat berjualan baru
(Pasar Baru) sebagai pengganti Pasar Lama Ciguriang yang terbakar akibat
kerusuhan Munada.
Resisten
Priangan Pieter Sijthoff bukanlah orang yang paling berjasa atas pembangunan
Kota Bandung, karena dibalik sukses Pieter Sijthoff berdiri Bupati R.A.A
Martanegara yang tercatat memodernisasi Kota Bandung diantaranya: Rumah-rumah
penduduk pribumi yang masih beratapkan ilalang diganti dengan genting,
meningkatkan kondisi kualitas jalan-jalan di Kota Bandung dengan perkerasan
batu alam, membangun kantor dagang perusahaan Eropa dan Bank,
membangun saluran kanal buatan bersumber dari Sungai Cikapayang yang
berfungsi mengairi taman-taman kota, merubah rawa-rawa sumber penyakit Malaria
di Kota Bandung menjadi lahan produktif persawahan dan kolam ikan.
Diceritakan juga
dalam sebuah risalah tahun 1919 yang ditunjukan kepada Walikota Bandung pertama
B Coops, telah dilaporkan hasil penelitian dan penelaahan E.H Karsten menyoal
penyebaran pusat perekonomian Kota Bandung. Dari hasil risalah yang terkenal
dengan Plan Karsten itulah Walikota Bandung pertama B Coops membuat kebijakan
yang secara nyata membuat ekonomi Kota Bandung berkembang pesat melalui
penyebaran pusat-pusat perdagangan yang ketika itu berpusat di Pasar Baru saja. Pembangunan beberapa
pasar dipadukan dengan pembangunan
halte-halte kereta api baru merupakan langkah cerdas sebagai upaya dekonsentrasi
pusat perekonomian yang dapat kita rasakan wajahnya hingga kini.
(Tengah) Walikota Pertama Bandung B Coops. |
Kemunduran Bandung
Berbeda
dengan dahulu, kegagalan mengantisipasi pertumbuhan penduduk dengan sarana dan
prasarana yang ada telah mengubur keindahan Kota Bandung. Selain itu rencana tata
ruang wilayah yang sekedar hitam diatas
putih menambah kerumitan masalah kota Bandung kini. Babakan Siliwangi misalnya,
penamaan wilayah yang sempat disematkan bersama sebagai hutan kota seharusnya
tetap konsisten hingga kini.
Ketidak berpihakan peran Wali Kota Bandung untuk menjaga kawasan paru-paru utama kota mengindikasikan acuhnya pemimpin kota atas aspirasi masyarakat kota. Wali Kota lebih mementingkan kepentingan pengusaha yang ingin merubah sebagian wajah bentuk hutan kota, menurut saya wanprestasi bukan menjadi alasan yang kuat pemberian izin mendirikan bangunan (IMB), demi keberpihakan masyarakat banyak kenapa mesti harus takut melanggar perjanjian? sadarilah bahwasanya pada zaman sekarang ini hal yang membuat seorang individu tidak mau melakukan hal yang benar hanyalah ketika individu tersebut menolak untuk menerima konsekusensi. Teladani lagilah cerita sejarah bagaimana tokoh-tokoh pergerakan Indonesia berjuang demi masyarakat banyak. Coba mulai kembali membaca buku sejarah.
Ketidak berpihakan peran Wali Kota Bandung untuk menjaga kawasan paru-paru utama kota mengindikasikan acuhnya pemimpin kota atas aspirasi masyarakat kota. Wali Kota lebih mementingkan kepentingan pengusaha yang ingin merubah sebagian wajah bentuk hutan kota, menurut saya wanprestasi bukan menjadi alasan yang kuat pemberian izin mendirikan bangunan (IMB), demi keberpihakan masyarakat banyak kenapa mesti harus takut melanggar perjanjian? sadarilah bahwasanya pada zaman sekarang ini hal yang membuat seorang individu tidak mau melakukan hal yang benar hanyalah ketika individu tersebut menolak untuk menerima konsekusensi. Teladani lagilah cerita sejarah bagaimana tokoh-tokoh pergerakan Indonesia berjuang demi masyarakat banyak. Coba mulai kembali membaca buku sejarah.
Apalah arti sebuah nama, sebuah nama akan menjadi harum bermakna jika individu tersebut berjuang, berkorban, dan berguna demi kepentingan orang banyak. Para tokoh kota Bandung diatas setidaknya telah mengajarkan kita banyak hal, keberpihakan demi kesejahteraan masyarakat banyak adalah tujuan yang harus diutamakan dari segala kepentingan individu. Bukan dengan memamerkan baliho wajah dengan prestasi-prestasi yang tidak relevan dengan kenyataan disetiap sudut kota, tapi biarlah fenomena ini menggambarkan bahwa seorang kepala daerah tidak cukup dikenal rakyatnya sehingga perlu meningkatkan awareness.
Percayalah, ketidak pedulian kita akan lingkungan kota membawa korban, korbanya adalah diri kita sendiri. Menurut saya jalan paling bijak pada fenomena yang ada sekarang ini adalah pencerdasan masyarakat, menumbuhkan kesadaran kepada setiap individu untuk menjaga kota. Semua pasti bisa menularkan karena semua punya rasa cinta kota tempat tinggal. Mari dari sekarang kita belajar bersama secara konsisten, kenali lingkungan kita, bermain langsung ke objeknya, hidupi objek tersebut dengan cerita, berfoto bersama dan hal macam lainya, terakhir mari kita berbagi kepada masyarakat dunia melalui catatan-catatan menarik kita.
Daftar Pustaka:
Damardono, Haryo dan Setianingsih, Dwi “Menerawang Masa Depan Bandung”. Kompas, 18 Januari 2013. Hlm. 33.
Kunto, Haryono. 1985. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung : Granesia.
Daftar Gambar:
Katam, Sudarsono & Abadi, Lulus 2005. Album Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung.
Kampung indian.2013. Dimuat di http://kampungindian.blogspot.com/2013/02/bcoops-walikota-pertama-di-bandung.html Diakses 2013.
Agusprast.2011.Dimuat di http://engineear.net/2011/09/13/lambang-kota-di-indonesia-dahulu-dan-sekarang-bagian-1/ Diakses 13 September 2011.
No comments:
Post a Comment