Menyamakan Bandung dengan Paris akan membuat sungai Seine kecewa bila di bandingkan dengan Cikapundung(Richard & Sheila Bannet)
Richard
dan Sheila Bannet, yang sempat tinggal di kota Bandung sekitar tahun
1980 memberikan sebuah kesan berupa bentuk kecintaan sekaligus
keprihatinan akan sungai Cikapundung,pasangan dari Inggris tersebut
melalui bukunya Bandung&Beyond menuliskan kesan kekecewaan yang
menyatakan kerusakan ekosistem Sungai Cikapundung dari tahun ketahun,
walaupun terasa pahit terdengar, namun pernyataan objektif pasangan
Inggris ini perlu kita terima dengan lapang dada,karena hal tersebut
diakbiatkan ulah kita sendiri yang tidak mampu merawat dengan baik
lingkungan DAS (Daerah Aliran Sungai) Cikapundung yang tak lain
merupakan nadi sebuah kota Bandung.
Sebuah Sejarah dan Perjalanan
Suatu
toponimi adalah nama dari tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari
permukaan bumi, termasuk yang bersifat alami (seperti sungai) dan yang
buatan (seperti kota). Penamaan beberapa sungai di Kota Bandung pada
sejarahnya banyak mengambil dari nama-nama pohon yang tumbuh di alam
sekitar wilayah tersebut, seperti nama Sungai Citarum berasal dari kata tarum ‘Indigofera spec’ atau Tarum areuy ‘Marsedenia tinctoria R.BR’, ataupun Sungai Cikapundung, berasal dari nama sebuah pohon kapundung ‘atau (ke)mundung (terutama Baccaurea racemosa (Reinw.) Muell. Arg.; juga B. javanica dan B. dulcis)
adalah pohon buah asam-manis seukuran kelereng (menteng dalam bahasa
Indonesia) Sekilas buah menteng mirip dengan buah dukuh namun tajuk
pohonnya berbeda.
Sedikit
membayangkan bahwa penamaan nama Cikapundung mungkin diambil dari
sebuah nama pohon kapundung yang berada di hutan Gunung Bukit Tunggul,
karena Sungai Cikapundung berasal dari mata air yang berada di Gunung
Bukit Tunggul yang kemudian membentuk Outlet dan bersatu membentuk
sungai Cikapundung. Sungai ini mengalir melewati kawasan hutan
lindung yang di dominasi oleh tumbuhan pinus dan kawasan perkebunan
kina. setelah itu sungai mengalir menuju Kampung Cikapundung, lalu
aliran sungai dilanjutkan sampai bertemu dengan anak sungai Cisarua di
Desa Cibodas,kecamatan lembang dan anak sungai Cigulung di kawasan
wisata Maribaya, yang terletak di Desa Langen Sari Kecamatan Lembang.
Selanjutnya aliran sungai menuju ke kawasan Hutan Lindung Taman Insinyur
Haji Djuanda atau bisa dikenal dengan kawasan Dago pakar, kemudian arah
aliran sungai menuju ke arah hilir yang telah terdapat banyak pemukiman
penduduk, yaitu Babakan Siliwangi,Melong,By pass sampai menuju ke arah
desa Bojong Soang dan akhirnya bertemu dengan aliran sungai Citarum.
Potret kecil Cikapundung
Sampah Cikapundung |
Orang
tua dulu banyak bercerita hingga tahun 1970-an, masyarakat sekitar
pinggiran sungai Cikapundung masih menfungsikan aliran Sungai sebagai
sarana kehidupan, banyak warga sekitar mempergunakan Cikapundung untuk
mandi, mencuci,memancing dan tempat bermain anak-anak untuk berenang,
sementara sumber -sumber mata airnya digunakan masyarakat untuk air
minum,memasak dan berwudhu. Namun itu hanya cerita dulu,kenyataanya
Sungai Cikapundung yang merupakan ikon kota Bandung pada masa sekarang
sangat tidak terawat keadaanya,hal itu dapat dilihat dengan mata
telanjang warna air sungai yang keruh kotor ataupun sampah rumah tangga
yang banyak bertebaran di dasar sungai.
fakta
tersebut mengambarkan bagaimana kotoran mahluk hidup manusia dapat
dibuang sewaktu-waktu tanpa rasa tanggung jawab pada sungai, ataupun
pada kasus lain jika melirik agak ke hulu Cikapundung, pencemaran Sungai
Cikapundung oleh kotoran sapi sudah menjadi suatu masalah serius,
sebagian besar limbah tersebut yang berasal dari lembang kabupaten
Bandung Barat dibuang langsung ke Cikapundung.Imbasnya sungai yang membelah Kota Bandung itu semakin kotor dan
membahayakan kesehatan karena disinyalir tercemar bakteri E-Coli.Apalagi
disinyalir air sungai Cikapundung yang tercemar tersebut, telah
merembes kesumber sumber air bersih warga yang tinggal di dekat sungai.
Penanganan
Sungai Cikapundung tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus
dilakukan Berkesinambungan dalam program dari hulu ke hilir, selain hal
itu juga, penanganan Cikapundung harus dapat melibatkan sebanyak mungkin
intansi dan masyarakat, masyarakat bantaran sungai cikapundung
sebaiknya di berikan suatu bentuk pengarahan bahwa sungai merupakan
sumber kehidupan manusia dalam kehidupan,juga pentingnya budaya hidup
bersih dan sehat yang belum dipahami secara merata oleh masyarakat
sekitar.
Bila
di sederhanakan, masalah cikapundung adalah masalah sampah, jika tidak
ditangani secara sungguh-sungguh, dalam waktu tahun-ketahun yang akan
datang, kondisi Cikapundung akan semakin terpuruk. Sebenarnya banyak
cara yang dapat dilakukan masyarakat Kota Bandung dalam
mengingat,menjaga dan menghargai Sungai Cikapundung diantaranya
menciptakan Sungai Cikapundung Sebagai tempat pelesiran, sedikit
mengandai-andai apabila Sungai Cikapundung dijadikan tempat pelesiran
yang dikemas secara menarik, sehingga banyak orang berduyun duyun ingin
melakukan pelesiran Cikapundung, warga bantaran Sungai Cikapundung pun
mendapat getah pemasukan lebih,entah dari makanan yang mereka
jual,penginapan,ataupun keramba keramba ikan yang dapat mereka ternakan
di sungai.Yah
mungkin itu harapan semata, namun fakta membuktikan Pada Perjalanan
bersama Aleut! Minggu (26/6)2011 bertema menjelajah Sungai Cikapundung-
Curug Dago, banyak objek yang menjadikan perjalanan ini menarik untuk
dijadikan wisata edukasi dan rekreasi ekonomis, diantaranya:
Pothole
Pada
sekitar DAS Cikapundung, diantara daerah babakan Siliwangi dan Curug
dago, dapat ditemukan beberapa Pothole,Pothole adalah batuan pada dasar
sungai yang berbentung lubang-lubang yang terbentuk melalui proses
erosi,Awal dari proses pembentukan pothole, menurut von Engeln adalah
sebagai berikut :
Ketika sungai mempunyai batuan dasar yang
teksturnya tidak seragam, atau mempunyai kekar dan bidang lemah lainnya,
maka sebuah cerukan kecil mungkin terbentuk karena erosi, atau akibat
adanya bagian/framen yang terlepas. Cerukan ini selanjutnya dapat
menjadi tempat berhenti sementara bagi butiran yang agak kasar yang
tidak mampu diangkut arus. Butiran/fragmen ini tidak diam dan mengendap,
tetapi tetap bergerak karena pengaruh arus, dan membentuk gerakan
memutar. Gerakan memutar ini disebabkan kekuatan arus yang tidak cukup
kuat membawa butiran tetapi cukup untuk mengangkat dan menggerakkan
butiran ini. Proses ini yang memperlebar dan memperdalam cerukan awal,
yang selanjutnya akan semakin banyak butiran/fragmen yang berhenti
disini.
Terowongan Cibarani
Watervang Cilimus
Merupakan
sebuah pintu air yang di buat Belanda pada masa penjajahan di
Indonesia, terlihat pada plakat dengan nama Watervang Cilimus, sangat
disayangkan sekali pintu air ini sudah tidak digunakan lagi sekarang,
namun tetap saja bangunan ini berfungsi sebagai objek berfoto yang cukup
menarik.
Curug DagoTerletak di ketinggian sekitar 800 m di atas permukaan laut, Curug Dago juga menyimpan jejak sejarah bagi Kerajaan Thailand. Tak jauh dari lokasi air terjun, terdapat dua prasasti batu tulis peninggalan sekitar tahun 1818. Menurut para ahli sejarah, kedua prasasti tersebut konon merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) yang pernah berkunjung ke Curug Dago.
Tinggi
air terjun ini memang tidak setinggi Curug Omas di obyek wisata
Maribaya, yang memiliki ketinggian 35 meter. Curug Dago hanya memiliki
ketinggian lebih kurang 10 meter. Namun karena terjunan air jatuh ke
dalam sebuah rongga yang terbentuk oleh batu-batu besar sehingga suara
gemuruh air sangat terdengar jelas dari kejauhan.
Sungai
adalah nadi bumi, selamatkan Cikapundung!! Dengan semangat perubahan
sebagai sikap kepedulian sosial terhadap salah satu ikon kota Bandung,
penulis berharap munculnya kesadaran warga Bandung khusunya yang tinggal
di sekitar bantaran sungai, agar memperlakukan sungai dengan baik,
karena Bandung milik warga yang tinggal di Bandung, jika di analogikan
seperti rumah kita sendiri, ada kalanya kitapun akan
menjaga,membersihkan dan merawat rumah dengan baik karena rasa
kepemilikan rumah,untuk itu mari menjaga Sungai Cikapundung, karena
Bandung milik penduduk yang tinggal di Bandung.
Hutagalung, Ridwan dan Taufanny Nugraha.(2008).Braga Jantung parijs van java.Bandung: Ka bandung
Muhammad Febryan Nugroho. 2011. Pothole Sungai Citarum. Dimuat di http://febryannugroho.wordpress.com/2011/02/26/pothole-sungai-citarum.html Diakses: 26 Februari 2011.
Indra Kh. 2007. Curug Dago, Air Terjun yang Terlupakan. Dimuat di http://indrakh.wordpress.com/2007/04/09/curug-dago-air-terjun-yang-terlupakan.Diakses: 9 April 2007.
Sunda Samanggaran.2009. “BANDUNG“ NAMA POHON YANG TERLUPAKAN http://sundasamanggaran.blogspot.com/2009/08/bandung-nama-pohon-yang-terlupakan.html Diakses : 30 Agustus 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Menteng
No comments:
Post a Comment